Masa silam yang terpendam
di suram matamu
merantai badai beban waktu
di suram matamu
merantai badai beban waktu
kutahu
kau masih berupaya
meniduri hamparan duka.
meniduri hamparan duka.
Masa kini yang terukir
di senyum ramahmu
mendepani gementar siang gelisah malam
di senyum ramahmu
mendepani gementar siang gelisah malam
kutahu
kau tak rela daun-daun harapan
gugur luruh menampar genggaman.
kau tak rela daun-daun harapan
gugur luruh menampar genggaman.
(Dharmawijaya, Dewan Sastera, Oktober, 1979)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar